Rabu, 10 Juni 2015

SANKSI FIFA TERHADAP PSSI



( Tinjauan dari sisi hak pemain dan penonton sepak bola )

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai sanksi FIFA terhadap PSSI. Mengenai sepakbola Indonesia, FIFA telah mengambil sikap. Badan tertinggi sepakbola dunia tersebut telah menjatuhkan hukuman terhadap PSSI. Hukuman ini berlaku segera dan akan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan. Selama masa hukuman, Indonesia kehilangan banyak hak sepakbolanya, termasuk ikut serta dalam kejuaraan. Ada pengecualian, memang, yang membuat Tim Nasional Indonesia tetap dapat ambil bagian di SEA Games. Namun bukan itu poin utamanya. Lama atau tidaknya hukuman FIFA tergantung PSSI sendiri. Sebagaimana hukuman yang berlaku segera, pencabutan hukuman pun dapat dilakukan dengan segera. Selama, tentu saja, PSSI mampu memenuhi empat ketentuan pencabutan hukuman yang ditentukan FIFA.
Ketentuan pertama dari empat ketentuan tersebut adalah: Komite Eksekutif PSSI terpilih dapat mengelola perkara PSSI secara mandiri dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk kementerian (atau badan kementerian). Ketentuan kedua berisi pengembalian kewenangan terhadap tim nasional Indonesia kepada PSSI: Tanggung jawab mengenai tim nasional Indonesa kembali menjadi kewenangan PSSI. Seperti ketentuan kedua, 

ketentuan ketiga dan keempat juga berisi pengembalian kewenangan kepada PSSI (“tanggung jawab mengenai semua kejuaraan PSSI kembali menjadi kewenangan PSSI atau liga yang dibawahinya” dan “semua kesebelasan yang berlisensi PSSI di bawah regulasi lisensi kesebelasan PSSI dapat berkompetisi di kejuaraan PSSI”).

Selama masa hukuman, PSSI kehilangan hak-hak keanggotaan mereka di FIFA. Selain itu, semua kesebelasan Indonesia (tim nasional atau klub) tidak dapat terlibat dalam kontak olah raga internasional. Hak-hak yang hilang dan larangan yang berlaku termasuk hak untuk ikut serta dalam kejuaraan FIFA dan AFC (Asian Football Confederation, Federasi Sepakbola Asia). Hukuman yang dijatuhkan FIFA tidak hanya membatasi hak-hak kesebelasan. Anggota dan pengurus PSSI juga tidak dapat terlibat, termasuk sebagai peserta, dalam setiap program pengembangan bakat, kursus, atau pelatihan yang diselenggarakan FIFA maupun AFC.

Secara khusus, dalam surat keputusannya, FIFA menyoroti keikutsertaan tim nasional Indonesia di South East Asean Games 2015 (SEA Games 2015) di Singapura. Mengingat hal ini termasuk kontak olahraga internasional, tim nasional Indonesia seharusnya tidak dapat ikut serta di cabang olahraga sepakbola SEA Games 2015. Namun FIFA memberi pengecualian. Tim nasional Indonesia dapat ikut serta di SEA Games 2015. “Secara khusus dan tidak berhubungan dengan hukuman, Komite Eksekutif FIFA telah memutuskan bahwa tim nasional Indonesia dapat meneruskan keikutsertaan mereka di SEA Games hingga keikutsertaan mereka berakhir,” bunyi pernyataan FIFA di surat resmi yang mereka keluarkan mengenai penjatuhan hukuman terhadap PSSI.

Sebagai catatan, pertandingan-pertandingan di cabang olahraga sepakbola SEA Games tidak termasuk dalam agenda FIFA sehingga hasil pertandingan-pertandingannya tidak akan memengaruhi peringkat Indonesia di ranking FIFA dan, karenanya, tidak menjadi kewenangan FIFA juga melarang Indonesia ikut serta di SEA Games.

Begitu juga kompetisi sepakbola nasional yang masih dapat bergulir tanpa pengaruh sanksi tersebut. Sementara itu secara terpisah presiden Joko Widodo mengatakan mendukung langkah Menpora soal keputusannya terhadap PSSI. Melihat permasalahannya harus lebih lebar. Kita ini hanya ingin ikut di ajang internasional atau berprestasi di ajang internasional. Jika hanya ingin ikut ajang internasional namun selalu kalah, lalu kebanggaan kita ada dimana, itu yang saya ingin tanyakan. Sebut Jokowi dikutip dari CNN Indonesia.

Kita selalu ikut ajang internasional namun selalu kalah. Yang kita lakukan adalah pembenahan total, pembenahan total daripada kita punya prestasi seperti ini terus sepanjang masa. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dengan percaya diri menandatangani surat keputusan pembekuan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Pembekuan ini dibalas dengan penghentian kompetisi Qatar National Bank League 2015 oleh PSSI. Pro dan kontra pun lantas menyeruak ke permukaan atas kejadian-kejadian ini. Atas intervensi pemerintah ini, Indonesia berada dalam bayang-bayang hukuman dari Federation Internationale de Football Association (FIFA), federasi sepakbola tertinggi di dunia. Inilah yang memunculkan ketidaksetujuan sebagian publik atas pembekuan PSSI yang dilakukan oleh Menpora.

Lantas apa yang akan terjadi jika FIFA menghukum Indonesia dalam waktu dekat? Yang pasti Indonesia dipastikan tak bisa mengikuti turnamen-turnamen internasional. Sedangkan timnas Indonesia sendiri, akan berlaga pada babak kualifikasi Piala Dunia 2018 sekaligus babak kualifikasi Piala Asia 2019 pada Juni mendatang.

Dalam suratnya tertulis kronologis dan alasan mengapa FIFA sampai harus memberikan suspensi kepada PSSI. Berikut adalah intisari dari surat sanksi FIFA.

18 Februari 2015, PSSI menginformasikan kepada FIFA bahwa ISL ditunda karena adanya BOPI yang jelas telah melanggar statuta FIFA.

4 April 2015, ISL berjalan tetapi 12 April kembali terhenti setelah BOPI memberika surat peringatan (8 April) kepada PSSI tentang sanksi PSSI karena dianggap memasukan 2 klub Persebaya dan Arema yang menurut BOPI tidak direkomendasikan ikut kompetisi.

18 April 2015, La Nyalla Matalliti terpilih sebagai ketua PSSI dalam kongres PSSI.

22 April 2015, Menpora menerbitkan SK Pembekuan PSSI

4 Mei 2015, FIFA memperingatkan PSSI untuk membereskan segala permasalahan karena telah melanggar statuta dan diberi batas waktu 29 Mei 2015.

22 Mei 2015, FIFA kembali mengingatkan Kemenpora tentang deadline keputusan FIFA.

30 Mei 2015, dari kronologis tersebut FIFA menjatuhkan sanksi (suspension) kepada PSSI sehingga efeknya adalah sebagai berikut

1. Klub dan tim nasional dilarang untuk mengikuti ajang internasional baik kalender AFC maupun FIFA.

2. Tidak bisa mengikuti program pengembangan, pelatihan, kursus oleh AFC maupun FIFA selama masa sanksi.

3. Pengecualian, timnas U-23 Sea Games masih bisa berlaga di Singapura.
4 syarat sanksi bisa dicabut jika :

1. Komite Eksekutif PSSI yang terpilih mampu mengelola urusan PSSI secara independen dan tanpa pengaruh dari pihak ketiga, termasuk Menteri (atau lembaganya).

2. Tanggung jawab untuk tim nasional Indonesia wewenangnya dikembalikan kepada PSSI.

3. Tanggung jawab semua kompetisi PSSI dikembalikan wewenangnya kepada PSSI atau Liga yang berada di bawahnya.

4. Semua klub yang mendapatkan lisensi dari PSSI diperbolehkan bermain di kompetisi PSSI.

Wakil Ketua DPR, Agus Hermanto. menyatakan, sanksi dari FIFA kepada PSSI karena intervensi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah malapetaka. Ini seperti malapetaka yang direncanakan. Kami sampaikan pada menteri pemuda dan olahraga, pikirkan kembali, jangan merencanakan malapetaka, kata Hermanto, di Gedung DPR, Jakarta, Senin. Kata dia, dengan pembekuan PSSI oleh FIFA akan berdampak pada kehidupan orang banyak. Banyak yang menggantungkan hidup di PSSI. Dengan dibekukan, maka jadi kesulitan ekonomi baik itu pemain, suporter, malapetaka yang direncanakan ini menurut saya jangan terjadi lagi, kata politisi Partai Demokrat itu.

Salah satu akibat pembekuan PSSI berujung pelarangan semua turnamen PSSI, banyak pemain sepakbola profesional klub-klub sepakbola Indonesia dan kontrak dari luar negeri terpaksa harus bertanding sepakbola antar kampung demi sekedar menyambung hidup. Disebutkan Hermanto, fungsi Kementerian Pemuda dan Olahraga bukan hanya mengatur, tapi melayani dan melindungi. Apanya yang bangga. Kita di-banned kok bangga. Kita gak boleh bangga. Kita ga boleh bermain di laga internasional, hanya tarkam (antar kampung) saja, kok bangga, pandangan keliru, kata Agus. 

FIFA telah menjatuhkan sanksi kepada PSSI dengan melarang ikut pertandingan internasional kecuali Sea Games. Sanksi itu dijatuhkan FIFA pada PSSI, Sabtu (30/5). Menanggapi itu, Presiden Jokowi, menyatakan, ini momen paling tepat bagi PSSI untuk membenahi diri padahal FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI itu karena menilai pemerintah Indonesia mengintervensi PSSI.

Fadli Zon; Sanksi FIFA kemunduran sejarah sepakbola Indonesia

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, menilai, sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada PSSI adalah bentuk kemunduran dari PSSI sebagai induk cabang olahraga sepakbola di tanah air. Ini hal yang patut disayangkan, sejarah sepakbola Indonesia jadi buram. Ini berpengaruh pada pengembangan olahraga nasional. Kita berada di suatu masa kemunduran," kata dia, di Gedung DPR, Jakarta, Senin. 

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah, Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk segera bertindak guna mencabut sanksi dari FIFA itu. Pemerintah harus perbaiki kebijakannya terhadap PSSI, jangan pendekatannya like and dislike, jangan karena orang, tapi PSSI secara institusi dikorbankan, harus dipisahkan orang dan institusinya, kata karib mantan calon presiden, Prabowo Subianto, itu. 

Jangan karena hanya  karena gak suka sama pengurusnya malah dikorbankan. Itu kesalahan dalam kebijakan, kata dia. FIFA telah menjatuhkan sanksi kepada PSSI dengan melarang ikut pertandingan  internasional kecuali Sea Games. Sanksi itu dijatuhkan FIFA pada PSSI Sabtu (30/5).[adeM/antara]

Kesimpulan yang dapat saya jelaskan Jika di tinjau dari sisi hak pemain sepak bola, bahwa para pemain sepak bola Indonesia banyak tidak tidak memperoleh hak -  hak mereka hingga berbulan – bulan dalam melakukan kegiatan seharinya yang bermain sepak bola atas adanya sanksi FIFA terhadap Indonesia akan berdampak kerugian besar baik dari pemain maupun pelatih sepak bola. Disini Indonesia dipastikan tidak dapat mengikuti kewajibanya dalam turnamen internasional baik dari timnas maupun dari klubnya, kemungkinan sanksi ini akan berlangsung lama tergantung dari keputusan FIFA. Hak pemain ini tidak akan ada berlaga dari kompetisi lokal yang diakui FIFA atau otomatis sang juara hanya jago di kandang karena tidak teruji kekuatannya di level internasional. Akan tetapi, dari pemain sepak bola bisa melakukan permainan sepak bola antar kampung namun itu kerugian besar bagi pesepak bola Indonesia yang tidak berlaga di Internasional. Bahwa kita tahu Pemain sepakbola muda Indonesia memiliki potensi dan bakat yang luar biasa seolah dilantarkan begitu saja sehingga tidak bisa menunjukkan performanya dan aksinya pada turnamen internasional. Banyak juga sejumlah dari pemain asing yang sudah naturalisasi dari Indonesia sekarang ia hanya gigit jari saja karena bahwa kita tahu mereka para pemain naturalisasi juga tidak bisa memperkuat timnas Indonesia ke tingkat internasional.

Jika di lihat dari sisi hak penonton sepak bola, suporter Indonesia ini kecewa dengan adanya FIFA memberikan sanksi kepada Pesepakbola Indonesia diman para penonton tidak lagi bisa mensupport serta mendukung timnas Indonesia karena tidak ada pertandingan yang bisa diikuti oleh timnas kita baik dari Pra Kualifikasi ASIA dan Piala Dunia, Piala AFF dan ASEAN Games dll dan penonton juga rugi besar akan tidak ada tayangan sepakbola Indonesia bahwa kita tahu apabila timnas kita berlaga penonton ikut menyaksikan baik dari tribun lapangan maupun melalui televisi.

Sumber :
          
http://panditfootball.com/berita/isi-surat-hukuman-fifa-ke-pssi/

http://bidhuan.com/2015/05/30/ini-isi-sanksi-fifa-untuk-pssi-dan-komentar-pro-kontra-netizen-hiasi-sosmed/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar